skip to Main Content

Menjawab Tantangan Pendidikan di Era Millenial  

  • uai

 

Jakarta (14/02) – Semakin berkembangnya teknologi dan zaman, tak dipungkiri menyebabkan berubahnya pola Pendidikan yang dialami oleh anak anak masa kini. Perubahan kurikulum dan metode Pendidikan yang kian beragam diterapkan di berbagai sekolah menyebabkan adanya fenomena baru dalam proses Pendidikan anak di rumah maupun di sekolah. Maraknya kekerasan, bullying maupun mental psychology anak-anak di lingkungannya menjadikan hal ini menarik untuk di diskusikan. Oleh karena itu, kemarin Fakultas Psikologi dan Pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia menggelar Seminar Nasional dan Talkshow yang bertajuk “Tantangan dan Solusi Pendidikan di Era Millenial”. Seminar yang membahas tentang pola Pendidikan anak di rumah maupun di sekolah ini, turut mengundang beberapa pakar yang ahli dibidangnya masing masing yaitu : Prof. Hui-Hua Chen (Department of Early Childhood Education, Dong Hwa University, Taiwan) sebagai Keynote Speaker dengan tema “Keterlibatan Keluarga Dalam Pendidikan Millenial”, Dr. Seto Mulyadi, S.Psi.,Msi (Psikolog anak dan Dosen Psikologi Universitas Gunadarma) dengan tema “Mendidik Anank di Era Millenial” dan Dr. Zirmanysah (Dekan Fakultas Psikologi dan Pendidikan UAI) yang akan membawakan tema “Bagaimana Riset Menjawab Permasalahan Pendidikan”. Selain diisi dengan berbagai materi yang menarik, diadakan juga penandatanaganan MOU Universitas Al Azhar Indonesia dengan National Dong Hwa University. Dibuka langsung oleh Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, besar harapan acara ini dapat menambah motivasi dan inspirasi seluruh peserta yang hadir dalam memperbaiki cara mendidik anak anak generasi millennials.

Menuju pembicara pertama, hadir Dr. Seto Mulyadi, beliau yang kerap disapa Kak Seto ini membawakan materi menggunakan konsep dongeng yang juga merupakan salah satu ciri khas yang tak bisa lepas dari sosok yang sejak lama sudah menjadi inspirasi khususnya dalam penerapan Pendidikan yang efektif bagi anak. Menurut beliau, penerapan status bahwa anak harus cerdas dalam kelas bukanlah sesuatu yang dapat menjamin tumbuh kembang anak yang baik “Cerdas itu spektrumnya luas, bukan hanya matematika, IPA ataupun Kimia” ujar beliau. Sedangkan banyak ditemui masa kini, para orangtua seringkali salah kaprah dalam mendefinisikan cerdas yang sesungguhnya. Bahwa mendidik anak tidak harus terpaku pada kurikulum pelajaran sekolah yang kerap mengesampingkan hak anak dalam belajar. Karena semua anak pada dasarnya sangatlah cerdas pada bidang yang berbeda. Jika kecerdasannya setiap anak dapat dihargai, maka sang anak tentunya dapat berkembang dengan baik pula.

“Kurikulum di Indonesia terlalu padat, dimana kurikulum Pendidikan kurang berpihak pada hak anak untuk belajar” imbuh beliau saat menjelaskan kondisi lingkungan belajar anak di era millennial. Menurut beliay terlalu banyak waktu yang dihabiskan dalam mengejar nilai, sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk mendalami hobi, maupun hal-hal yang mereka sukai. “Karena pada dasarnya semua anak suka belajar, maka belajar yang efektif adalah belajar dengan suasana hati yang gembira” ujar Kak Seto. Disambung dengan pemateri selanjutnya Dr. Zirmansyah yang juga merupakan Dekan fakultas Psikologi dan Pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia ini, beliau membahas lebih bagaimana teknologi dan sumber daya yang telah disiapkan dapat menjawab permasalahan Pendidikan yang ditemui. Menurut beliau perkembangan generasi millennial tidak melulu buruk, banyak kemajuan dan hal positif dilihat bagaimana meningkatnya rasa percaya diri dari masing-masing anak. Ditutup dengan pemberian cinderamata semoga acara dapat terus diadakan kedepannya agar dapat terus meningkatkan motivasi mahasiswa dalam memperbaiki Pendidikan di Indonesia.



 

Back To Top