skip to Main Content

Menelusuri sejarah Kimono di Workshop Kimono Universitas Al Azhar Indonesia

  • uai

 Jakarta(30/06)- Kembali memulai aktivitas setelah bulan Ramadhan, Universitas Al Azhar Indonesia bekerjasama dengan Program Studi Sastra Jepang mengadakan “Workshop Kimono” yang dilaksankan di Auditorium Arifin Panigoro, Jum’at kemarin. Acara yang yang dibuka langsung oleh Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Pengetahuan Ilmu dan Budaya dan para dosen program studi sastra jepang. Selain untuk mendemonstrasikan tahapan cara penggunaan kimono, workshop ini juga diharapkan mampu memperkaya ilmu pengetahuan akan kimono itu sendiri dan mengenalkan nilai nilai yang terkandung di dalamnya.

Workshop ini dimulai dengan mengenalkan jenis jenis kimono dalam budaya jepang, yaitu kimono yang biasa dikenakan sehari hari, saat upacara minum teh maupun yang dikenakan ketika acara pernikahan. Atau seperti jenis jenis kimono yang biasa digunakan oleh wanita jepang yaitu kurotomesode, irotomesode, furisode, homogi, iromuji, tsukesage, komon, tsumugi, dan yukata yang kerap digunakan saat musim panas. Dilanjutkan dengan tahap tahap penggunaannya yang sekaligus dijelaskan oleh sensei tentang fungsi dan nilai yang ada di dalamnya. Kimono dinilai sebagai simbol akan gaya, motif, warna dan bahkan menunjukkan identitas si pemakainya. Kimono tradisional hadir dalam berbagai gaya, jenis gaya ditentukan oleh berbagai kriteria khusus, seperti jenis kelamin, status perkawinan, dan acara tertentu. Contohnya, seorang wanita yang belum menikah akan mengenakan furisode yang ciri khasnya adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai untuk dikenakan pada acara formal, sementara seorang pria pemilik toko akan mengenakan happi (sejenis jaket) ke sebuah acara festival.

Acara yang dimulai sejak pukul 13.00 WIB ini berlangsung sangat menarik, terlihat dari antusisame mahasiswa yang hadir dalam menyimak, dan memperhatikan bagaimana masyarakat jepang menggunakan kimono dari dimulainya acara hingga usai. Dengan diadakannya acara ini juga menjadi gambaran bagaimana masyarakat jepang dapat saling bahu membahu menjaga dan melestarikan warisan budaya tradisional. Yang tentu saja nilainya dapat diambil oleh masing masing mahasiswa Universitas Al Azhar Indoensia untuk juga menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia.





Back To Top